Korban Pencurian HP Lapor Polisi, Terduga Pelaku Pakai Motor Dinas TNI 

Sumenep | Kilaskriminal.com – Kasus pencurian HP oleh pria yang mengendarai sepeda motor Dinas TNI di toko kelontong Sumenep saat ini dilaporkan ke Polres Sumenep.

Hal itu dibuktikan dengan bukti Laporan LP/B/162/VII/2023/SPKT/Polres Sumenep/Polda Jawa Timur.

Kepada sejumlah awak media, Shadiqi A.S, warga Sendir, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep selaku korban mengatakan, kronologis kejadian tersebut bermula saat dirinya terlelap tidur di toko miliknya.

“Terakhir pegang HP tersebut sekitar pukul 03.00, kemudian saya cas dan pinjam HPnya istri buka YouTube, namun tak lama kemudian saya tertidur,” terangnya.

Lantas, Shadiqi A.S menambahkan, usai sholat subuh istrinya itu bangun untuk gantian menjaga warung.

“Saya pun melanjutkan tidur hingga pagi. Namun setelah di cek HP ternyata sudah lenyap,” tambahnya.

Kemudian, korban mengecek 3 CCTV yang sudah terpasang. “Dari tertidur hingga subuh hanya pria yang mengendarai motor Dinas TNI ini terekam CCTV hingga masuk ke dalam toko. Nekat sekali,” tukas Shadiqi.

Selesai sholat subuh, jelas dia, toko kelontong miliknya dijaga istrinya. “Namun istri saya sudah melihat Hp saya sudah tidak ada,” jelasnya.

Pihaknya berharap, pelaporan di Polres Sumenep bisa ditindak lanjuti lebih jauh.

“Saya percaya, penyidik Polres Sumenep akan bekerja maksimal dalam kasus ini. Sehingga pelakunya ini bisa terungkap. Toh mukanya yang terekam CCTV ini sudah jelas,” pungkasnya.

Sebelumnya, usai kejadian pencurian di tokonya yang diduga dilakukan oleh oknum TNI, korban bersama kuasa hukumnya melaporkan ke kantor Polisi Militer (PM). Namun hingga sampai detik ini belum ada progres pelaporan.

Diwartakan sebelumnya dikutip dari Detikzone.net, Gonjang ganjing kasus pencurian HP di toko kelontong di Jl. Raung, Desa Pabian, Kecamatan Sumenep yang diduga dilakukan pria yang mengendarai motor Dinas TNI kini temui babak baru. Rabu, 12/07/2023.

Informasi yang dihimpun Detikzone.net, motor Dinas TNI yang dikendarai terduga pelaku pencurian adalah motor Dinas salah satu Koramil di Sumenep.

“Saya sangat yakin, motor Dinas tersebut milik salah satu Koramil,” ujar sumber informasi Detikzone.net yang identitasnya minta tidak ditulis.

Menurut Hemat sumber informasi, warga sipil tidak akan berani mengendarai motor Dinas TNI.

“Hemat saya, tidak akan mungkin warga sipil berani mengendarai Motor Dinas milik TNI,” tukasnya.

Sebelumnya, Komandan Kodim (Dandim) Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi, S.E terkesan mengintervensi wartawan hingga mengatakan berita tak bermutu saat dikonfirmasi mengenai adanya video viral seorang pria terekam CCTV mengendarai Motor Dinas TNI yang diduga mencuri HP di Toko Kelontong.

Berkaitan dengan itu, kuasa Hukum korban pencurian Ach. Supyadi, S.H., M.H mengatakan bahwa kasus tersebut sudah dilaporkan ke PM setempat namun hingga kini belum ada titik terang.

“Saya bersama korban pada hari itu juga, yaitu tanggal 2 Juli 2023 langsung buat laporan di PM, tapi sampai sekarang masih belum ada perkembangan,” ujar Ach. Supyadi, S.H., M.H

Padahal, lanjut Supyadi, kliennya itu membutuhkan data data penting yang ada di HP yang diduga dicuri oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Data data penting klien kami ada di hp tersebut. Saya berharap kepada yang mengambil supaya HP klien kami itu cepat dikembalikan,” harapnya.

Berita sebelumya, Komandan Kodim (Kodim) Sumenep, Madura Jawa Timur Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi, S.E mendapat sorotan keras dari praktisi hukum, A.Effendi S.H yang disebut Baper.

Tidak hanya itu, Praktisi Hukum, A. Effendi S.H bahkan menyebut sikap yang ditunjukkan orang nomor satu Makodim Sumenep tersebut juga terkesan congkak dan Baper.

“Jika hanya karena dikonfimasi kemudian menyatakan berita tak bermutu, saya rasa Dandim Sumenep ini terlalu Baper dan menunjukkan sikap congkak,” sebut A. Effendi, S.H.

“Mengenai percakapan Dandim dengan salah satu wartawan yang menyebut pemberitaan tak bermutu, saya rasa tidak sepatutnya menghina seperti itu. Jika memang terduga pelaku bukan anggotanya, ya sudah biarkan penyidik yang bekerja. Pewarta ini kan tugasnya menyampaikan informasi,” tambah praktisi Hukum, A. Effendi, S.H.

Justru, ujar dia, dengan sikap Dandim Sumenep yang tidak mengedepankan sisi humanisme, masyarakat akan bertanya tanya, kenapa harus nge-Gas sedemikian.

“Sayapun juga mendengar info bahwa teman wartawan juga sempat mendapat ancaman jika terpaksa diberitakan. Disini ingin saya sampaikan, selagi apa yang dilakukan itu benar, maka jangan pernah takut, kalau perlu laporkan pengancaman itu biar tidak sok jagoan karena negara kita ini adalah negara hukum bukan sistem Premanisme,” geramnya.

Ia pun mengungkapkan, Dandim Sumenep seyogyanya menunjukkan integritas kepemimpinannya, bukan justru bersikap sebaliknya.

“Apakah takut terbongkar pelakunya atau takut malu instansinya?.  Sangat disayangkan sikap yang seperti itu, semacam tidak berpendidikan saja,” ungkap Effendi S.H.

Sebab, menurut A. Effendi, keberadaan wartawan adalah penunjang kinerja sekaligus mitra strategis TNI-Polri.

“Memangnya selama ini siapa yang memberitakan kegiatan kegiatan Dandim Sumenep, kalau bukan wartawan,” tuturnya.

Seharusnya, terang pendiri Lidik Hukum dan HAM ini, tidak selayaknya Dandim bersikap seperti itu terhadap Mitra kerjanya.

“Sekelas Dandim tidak seharusnya memberikan pernyataan menusuk yang menyinggung perasaan wartawan. Apalagi menyebut berita tak bermutu saat dikonfirmasi,” terangnya.

Disisi lain, A. Effendi, S.H ikut prihatin atas viralnya video seorang pria yang mengendari motor Dinas TNI yang diduga mencuri HP di toko Kelontong.

“Saya sangat prihatin jika yang diduga mencuri HP itu benar benar salah satu oknum Anggota TNI. Ya syukur- syukur bukan,” ucapnya.

“Tapi, jika melihat kendaraan yang dinaiki pelaku ini adalah kendaraan Dinas TNI, maka saya rasa ini perlu dilakukan tindakan tegas untuk mengetahui siapa pelaku melalui cek post dll. Pastinya Polisi paham akan hal itu,” tandasnya.

Sementara itu, Amin, pewarta Detikzone.net sangat menyayangkan sikap Dandim Sumenep yang mengatakan berita tidak bermutu saat dirinya melakukan upaya konfirmasi.

“Kaget saja, saat bahasanya Dandim seperti itu. Padahal saya hanya melakukan konfirmasi,” ungkap Amin.

Sumber : Detikzone.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *