NAMA : ANRI AHMADI HARAHAP
Padangsidimpuan| Kilaskriminal.com- Mahasiswa Pascasarjana Program Studi pendidikan Dasar Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Penerapan pola pikir global sejak dini terhadap peserta didik di Sekolah Dasar merupakan gerakan penting yang perlu diterapkan guna menghadapi tantangan global dimasa yang akan datang. Namun muncul argumentasi, bukankah ini terlalu dini untuk anak didik tingkat sekolah dasar langsung menerima pembelajaran yang sifatnya global?. Tentunya tidak.
Mengapa demikian? Faktanya anak-anak zaman sekarang bahkan telah mengenal dunia bahkan lebih jauh dari orang tuanya. Anak zaman sekarang mengenal dunia luar melalui media sosial. Informasi yang tersebar melalui media sosial sudah sangat beragam dan tidak dapat dibatasi.
Hal inilah yang menjadi dasar permasalahannya, anak-anak pada hakikatnya tidak dapat membedakan mana informasi yang sifatnya membangun kemampuan akademiknya dan mana informasi yang justru dapat merusak etika dan moral. Maka dari itu penting bagi guru saat ini untuk mengarahkan dan mengenalkan pola pikir global kepada peserta didik dengan tujuan guna membangun akademik yang lebih berkualitas bukan malah menjadikan peserta didik semakin tidak bermoral.
Penerapan pola pikir global ini secara langsung akan berdampak pada pribadi dan intelektual peserta didik. Selanjutnya, diharapkan peserta didik tidak hanya berpikir secara lokal saja, namun sudah mulai masuk ke ranah global. Artinya, kita mengajak peserta didik untuk melihat dan menarik perhatian mereka agar melihat dunia lebih luas lagi. Melalui pengenalan ini secara langsung akan menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi serta memperoleh pemahaman akan budaya dan cara berpikir masyarakat secara mendunia.
Namun, bagaimana caranya menumbuhkan hal tersebut pada anak yang baru duduk dibangku SD? Guru dapat memberikan contoh pembelajaran yang memang terjadi di lingkungan global. Contohnya seperti pada materi bencana alam. Pada umumnya guru akan memberikan contoh bencana alam yang umumnya terjadi di lingkungan daerah SD itu berada atau paling tidak dalam lingkup Indonesia.
Contoh seperti ini hanya akan menciptakan peserta didik dengan pemikirin lokal saja. Padahal, jika kita memberikan contoh bencana alam seperti Tsunami di Jepang, Longsor di China, Gempa di Kashmir.
Hal ini akan memicu peserta didik berfikir secara global dan mulai mencari lebih lanjut terkait bencana alam tersebut dibelahan bumi lainnya. Sehingga teknologi yang mereka gunakan tidak sia-sia, tidak hanya sekedar memperoleh informasi yang tidak bermanfaat tetapi dapat meningkatkan kompetensi akademik mereka bahkan ketarap sudut pandang global.
Sehingga ketika mereka melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka sudah terbiasa memberikan contoh ataupun isu-isu yang sedang terjadi di dunia. Bukankah ini merupakan suatu peningkatan pada dunia pendidikan?.
Pengenalan pola pikir global sejak dini ini juga dapat menumbuhkan rasa peduli dan menumbuhkan kualitas analisis sudut pandang peserta didik terkait isu global. Anak di SD umumnya memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap hal baru dan memiliki rasa empati yang besar.
Melalui ketertarikan peserta didik terhadap isu global seperti bencana alam ini dapat guru manfaatkan untuk menarik keluar rasa empati peserta didik terhadap bencana alam yang terjadi tersebut. Sehingga pendidikan karakter yang siswa peroleh tidak hanya terpaku pada makhluk lokal saja tetapi juga makhluk global.
Guru juga dapat mengarahkan peserta didik agar tertarik terhadap cara berpikir manusia di belahan bumi lainnya. Hal ini dapat diterapkan dengan mengajak peserta didik untuk mencari tau bagaimana cara orang luar mengatasi isu yang terjadi di dunia.
Contohnya seperti pada bencana banjir. Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari tau bagaimana cara orang luar mengatasi banjir di negaranya. Tentunya setiap negara memiliki solusinya masing-masing untuk mengatasi banjir tersebut.
Kemudian informasi yang peserta didik peroleh akan menjadi bahan mereka untuk dapat mengatasi banjir yang terjadi di Indonesia. Sehingga, solusi yang mereka tawarkan adalah hasil sudut pandang yang mereka simpulkan dari bagaimana cara orang dari berbagai negeri mengatasi banjir.
Hasil pemikiran seperti inilah yang penting untuk kita tanamkan sejak dini terhadap peserta didik di SD. Cara berpikir dengan sudut pandang global dan toleransi yang tinggi menjadi langkah penting yang perlu kita tumbuhkan pada peserta didik guna menciptakan siswa dengan pikiran makhluk global bukan lokal.
A.R.H.P